Tuesday, September 10, 2013

Lionel Messi dan Berita Autisme

Lionel Messi dan Berita Autisme
“Tuhan menciptakan hambanya dengan kelebihan dan kekurangan”. Itu adalah kalimat yang sudah diterima oleh kebanyakan manusia di bumi. Semacam kodrat harafiah dari manusia. Tapi quote “Mencintai kekurangan dan menerima kelebihan” masih agak sulit untuk diterima oleh akal pikiran karena manusia memiliki standar atau batasan tersendiri mengenai kata “kekurangan”. Tidak usah munafik, kita semua memiliki standar atau batasan tersendiri dalam banyak hal. Entah itu dalam mencari pasangan hidup, karir, pemikiran atau lainnya.
Saya sempat kaget ketika membaca sebuah berita yang mengatakan jika Lionel Messi menderita autisme. Berita tersebut merujuk kepada twit Romario di akun jejaring sosial Twitter yang mengatakan jika “Apakah Anda tahu bahwa Messi memiliki sindrom asperger? Gejala dari autisme, yang memberikan Anda sebuah anugerah berupa pemikiran dan konsentrasi di atas normal. Newton dan Einstein juga memiliki level autisme. Semoga Anda bisa menyukai mereka setiap hari dan dia melanjutkan sepak bola indahnya”.
Apa itu sindrom asperger? Apakah penderitanya bisa hidup normal seperti kebanyakan orang?
Setelah salah satu admin @INDOBARCA_BDG menjelaskan apa itu sindrom asperger, saya menjadi sedikit lebih tahu mengenai keunikan sindrom asperger.
Sindrom asperger adalah adanya masalah dalam perkembangan syaraf di otak. Hal ini menjadikan penyandang sindrom ini menjadi lebih sensitif dalam hal pendengaran, penglihatan, penciuman dan perasaan. Selain itu, penyandang sindrom asperger dianggap memiliki ketertarikan intens (terlalu fokus) terhadap hal-hal yang menarik bagi mereka. Beberapa penyandang sindrom ini memiliki intelegensi yang tinggi sehingga tidak menjadi halangan bagi penyandang untuk meraih penghargaan Nobel atau penghargaan pribadi yang prestisius.
Dengan kelebihan yang dimiliki oleh penyandang sindrom asperger, ternyata ada kekurangannya yaitu kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Ada pula yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.
Pernah mendengar quote “Every disadvantage has its advantage”-nya Johan Cruyff? Opa Cruyff beranalogi jika setiap kelemahan pasti memiliki kelebihan yang bisa dieksplor. Quote tersebut seakan menjadi contoh nyata terhadap keputusan Pep Guardiola yang menempatkan Messi sebagai pusat dari FC Barcelona.
Sebuah twit dari akun @RomarioOnze ini bisa sedikit memberikan jawaban atas semua prestasi yang diraih oleh Lionel Messi, termasuk kebiasaan atau perilaku sosialnya. Jangan salah, ada study terhadap pesepakbola yang menyatakan jika beberapa pesepakbola memiliki kemampuan otak yang luar biasa. Dalam tabloid FourFourTwo edisi tahun 2011 dikatakan jika Wayne Rooney adalah salah satu pesepakbola yang memiliki kemampuan pemetaan yang cukup luar biasa. Saya pribadi pun tidak akan kaget jika seandainya kemampuan ini dimiliki oleh Xavi Hernandez.
Apakah twit Romario tersebut memang sebuah kenyataan jika Lionel Messi penyandang sindrom autis asperger? Belum ada study yang menyatakan jika Lionel Messi mengidap sindrom asperger atau sindrom lainnya. Berita ini sudah ada  dari 2 tahun lalu dan tidak ada bukti konkret jika Messi mengidap autisme. Yang ada hanyalah pemberitaan miring El Confidencial mengenai Lionel Messi di lapangan dan training ground yang seperti penderita autisme dan terkesan “menindas” rekan-rekan tim utama. Pemberitaan El Confidencial yang katanya “menindas” rekan satu tim Messi di Barca ini berdasarkan cerita Alejandro Grimaldo dan Gerard Deulofeu kepada rekan-rekan timnas Spanyol U19 musim panas lalu.
Terlepas dari kebenaran autisme Lionel Messi atau perilaku buruk Messi kepada rekan satu tim, harus saya akui jika Lionel Messi sebagai pesepakbola yang fantastis meski terkesan terlalu sentris di Barca. Oh ya, sebaiknya penggunaan kata autisme dengan maksud memperolok dihindari karena terkesan merendahkan. Bukan kah kita yang “normal” harusnya bisa menunjukan bahwa kita “normal” dengan bersikap dewasa? [rm | foto: google]

No comments:

Post a Comment